Rabu, 23 Mei 2012

endometritis



A.        Pengertian
            Endometritis adalah radang pada endometrium, kuman-kuman memasuki endometrium biasanya pada luka bekas insertion plasenta dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen,radang terbatas pada endometrium. Endometritis adalah infeksi atau desidua endometrium, dengan ekstensi ke miometrium dan jaringan parametrial. Endometritis dibagi menjadi kebidanan dan nonobstetric endometritis. Endometritis dapat juga terjadi karena kelanjutan dari kelahiran yang tidak normal, seperti abortus, kelahiran premature, kelahiran kembar, kelahiran yang sukar (distokia), perlukaan yang disebabkan oleh alat-alat yang dipergunakan untuk pertolongan pada kelahiran yang sukar.Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan.

B.     Penyebab Endometritis
            Endometritis paling sering ditemukan setelah seksio sesarea, terutama bila sebelumnya pasien menderita korioamnionitis, partus lama atau pecah ketuban yang lama. Penyebab-penyebab lainnya endometritis adalah jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus atau melahirkan. Infeksi endometrium dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim. Infeksi endometrium dapat dalam bentuk akut. Endometritis bisa juga disebabkan oleh golongan streptococcus, staphylococcus, adakalanya basil tuberculosis dan gonococcus.
            Endometritis adalah penyakit yang melibatkan polymicrobial, rata-rata, 2-3 organisme. Dalam banyak kasus, hal itu timbul dari infeksi naiknya dari organisme yang ditemukan di vagina normal flora asli. Biasanya terisolasi organisme termasuk Ureaplasma urealyticum, Peptostreptococcus, Gardnerella vaginalis, Bacteroides bivius, dan kelompok B Streptococcus. Chlamydia telah dikaitkan dengan onset terlambat endometritis postpartum. Enterococcus diidentifikasi dalam sampai dengan 25% dari perempuan yang telah menerima profilaksis cephalosporin. Rute pengiriman adalah faktor yang paling penting dalam pengembangan endometritis postpartum. Penelitian yang lebih baru mendukung administrasi sebelum operasi profilaksis antibiotik, yang dikaitkan dengan 53% penurunan endometritis tanpa gangguan pada neonatus yang dicurigai atau terbukti sepsis atau NICU admission.
            Mayor faktor risiko termasuk kelahiran sesar, berkepanjangan pecah ketuban, tenaga kerja yang panjang dengan beberapa pemeriksaan vagina, ekstrem pasien usia, dan status sosial ekonomi rendah.  Minor faktor termasuk ibu anemia, janin pemantauan internal yang berkepanjangan, lama operasi, dan anestesi umum. Bacterial vaginosis telah dikaitkan dengan endometritis setelah kelahiran sesar dan dengan PID setelah trimester pertama selektif aborsi.

B.         Gambaran klinik
            Tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita dan derejat trauma jalan lahir. Sebagian lokhia tertahan oleh darah, sisa plasenta dan selaput ketuban keadaan ini dinamakan lokiametra yang dapat menaikan suhu yang segera hilang bila diatasi. Uterus pada endometritis agak membesar, uterus lembek dan nyeri pada perabaan. Pada endimetritis tidak meluas pada hari pertama penderita merassa kurang sehat,perut nyeri, mulai hari ketiga suhu meningkat nadi cepat lokia kadang –kadang berbau.
C.                 Tanda-tanda Endometritis
Tanda dan gejala endometritis antara lain :                            
1.      Peningkatan demam secara persisten hingga 40 derajat celcius. Tergantung pada keparahan infeksi.
2.       Takikardi
3.      Menggigil dengan infeksi berat
4.      Nyeri tekan uteri menyebar secara lateral
5.      Nyeri panggul dengan pemeriksaan bimanual
6.      Subinvolusi
7.      Lokhia sedikit, tidak berbau atau berbau tidak sedap, lokhia seropurulenta
8.      Hitung sel darah putih mungkin meningkat di luar leukositisis puerperium fisiologis
9.      Perdarahan pervaginam
10.  Shock sepsis maupun hemoragik
11.  Abdomen distensi atau pembengkakan.
12.  Abnormal pendarahan vagina
13.  Discomfort dengan buang air besar (sembelit mungkin terjadi)
14.  Terjadi  ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit (malaise)



D.    Macam-Macam Endometritis
Ada dua macam endometritis antara lain :
-        Endometritis Akut
            Pada Endometritis akut endometrium mengalami edema dan hiperemi. Endometritis ini biasanya terjadi sesudah melahirkan atau abortus ( terutama abortus kriminalis ), yang dapat meluas sampai ke miometrium, dan berakhir sampai sepsis puerperalis. Abortus yang dilakukan tanpa alasan yang layak dengan cara memasukkan berbagai macam alat yang jauh dari standar steril, maka akan membawa kuman masuk ke dalam cavum uteri.
            Endometritis akut ditandai oleh kehadiran microabscesses atau neutrofil dalam endometrium kelenjar. Endometritis akut dicirikan dengan adanya infeksi. Agen penyebab yang paling utama adalah staphylococcus aureus dan strepthococcuss. Gejala klinis umumnya adalah demam tinggi dan lochea berbau, lochea lama berdarah kemungkinan menjadi metrorhagia, jika terjadi radang tidak menjalar ke parametrium atau perimetrium tidak nyeri.
Penatalaksanaan :
Dalam pengobatan endometritis akut yang paling penting adalah berusaha mencegah agar infeksi tidak menjalar. Adapun pengobatannya adalah :
a.       Uterotonik
b.       Istirahat, dengan posisi fowler
c.       Antibiotika

-        Endometritis Kronik
            Radang ini jarang dijumpai , namun biasanya terjadi pada wanita yang masih menstruasi. Dimana radang dapat terjadi pada lapisan basalis yang tidak terbuang pada waktu menstruasi. Endometritis kronik primaria dapat terjadi sesudah menopauase, dimana radang tetap tinggal dan meluas sampai ke bagian endometrium lain. Endometritis kronik ditandai oleh adanya sel-sel plasma pada stroma. Penyebab yang paling umum adalah Penyakit Radang Panggul (PID), TBC, dan klamidia. Pasien yang menderita endometritis kronis sebelumnya mereka telah memiliki riwayat kanker leher rahim atau kanker  endrometrium. Gejala endometritis kronis berupa noda darah yang kotor dan keluhan sakit perut bagian bawah, leukorea serta kelainan haid seperti menorhagia dan metrorhagia.
           
E.     Faktor-Faktor Predisposisi
            Meliputi seksio sesarea, ketuban pecah, partus lama dan kelahiran, anemia, perdarahan, jaringan plasenta yang tertahan, operasi berkepanjangan, pemakaian AKDR dan penyakit sistemik yang menurunkan resistensi terhadap infeksi. Wanita dengan status nutrisi yang buruk, misalnya lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
F.                  Penatalaksanaan Endometritis
-        Antibiotika dan drainase yang memadai
            Merupakan pojok sasaran terapi. Evaluasi klinis dan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotic.
-        Carian intravena dan elektrolit
            Merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi dan terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diet peroral untuk memberikan nutrisi yang memadai.
-        Penggantian darah
Dapat diindikasikan untuk anemia berat post abortus atau postpartum.
-        Tirah baring dan analgesia
Merupakan terapi pendukung yang banyak manfaatnya.
-        Tindakan bedah
            Endometritis postpartum sering disertai dengan jaringan plasenta yang tertahan atau obstruksi servik. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan dan hati-hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar