A.
Pengertian
Endometritis adalah radang pada endometrium, kuman-kuman
memasuki endometrium biasanya pada luka bekas insertion plasenta dan dalam
waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman
yang tidak seberapa patogen,radang terbatas pada endometrium. Endometritis adalah infeksi atau desidua endometrium, dengan ekstensi ke
miometrium dan jaringan parametrial. Endometritis dibagi menjadi kebidanan dan
nonobstetric endometritis. Endometritis dapat juga terjadi karena kelanjutan
dari kelahiran yang tidak normal, seperti abortus, kelahiran premature,
kelahiran kembar, kelahiran yang sukar (distokia), perlukaan yang disebabkan
oleh alat-alat yang dipergunakan untuk pertolongan pada kelahiran yang sukar.Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrotis
dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta
cairan.
B. Penyebab
Endometritis
Endometritis
paling sering ditemukan setelah seksio sesarea, terutama bila sebelumnya pasien
menderita korioamnionitis, partus lama atau pecah ketuban yang lama.
Penyebab-penyebab lainnya endometritis adalah jaringan plasenta yang tertahan
setelah abortus atau melahirkan. Infeksi endometrium dapat terjadi sebagai
kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda
asing dalam rahim. Infeksi endometrium dapat dalam bentuk akut. Endometritis
bisa juga disebabkan oleh golongan streptococcus, staphylococcus, adakalanya
basil tuberculosis dan gonococcus.
Endometritis
adalah penyakit yang melibatkan polymicrobial, rata-rata, 2-3 organisme. Dalam
banyak kasus, hal itu timbul dari infeksi naiknya dari organisme yang ditemukan
di vagina normal flora asli. Biasanya terisolasi organisme termasuk Ureaplasma
urealyticum, Peptostreptococcus, Gardnerella vaginalis, Bacteroides bivius, dan
kelompok B Streptococcus. Chlamydia telah dikaitkan dengan onset terlambat
endometritis postpartum. Enterococcus diidentifikasi dalam sampai dengan 25%
dari perempuan yang telah menerima profilaksis cephalosporin. Rute pengiriman
adalah faktor yang paling penting dalam pengembangan endometritis postpartum.
Penelitian yang lebih baru mendukung administrasi sebelum operasi profilaksis
antibiotik, yang dikaitkan dengan 53% penurunan endometritis tanpa gangguan
pada neonatus yang dicurigai atau terbukti sepsis atau NICU admission.
Mayor
faktor risiko termasuk kelahiran sesar, berkepanjangan pecah ketuban, tenaga
kerja yang panjang dengan beberapa pemeriksaan vagina, ekstrem pasien usia, dan
status sosial ekonomi rendah. Minor faktor termasuk ibu anemia, janin
pemantauan internal yang berkepanjangan, lama operasi, dan anestesi umum.
Bacterial vaginosis telah dikaitkan dengan endometritis setelah kelahiran sesar
dan dengan PID setelah trimester pertama selektif aborsi.
B.
Gambaran klinik
Tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan
penderita dan derejat trauma jalan lahir. Sebagian lokhia tertahan oleh darah,
sisa plasenta dan selaput ketuban keadaan ini dinamakan lokiametra yang dapat
menaikan suhu yang segera hilang bila diatasi. Uterus pada endometritis agak
membesar, uterus lembek dan nyeri pada perabaan. Pada endimetritis tidak meluas
pada hari pertama penderita merassa kurang sehat,perut nyeri, mulai hari ketiga
suhu meningkat nadi cepat lokia kadang –kadang berbau.
C.
Tanda-tanda Endometritis
Tanda dan gejala endometritis antara lain
:
1.
Peningkatan demam secara persisten hingga
40 derajat celcius. Tergantung pada keparahan infeksi.
2.
Takikardi
3.
Menggigil dengan infeksi berat
4.
Nyeri tekan uteri menyebar secara lateral
5.
Nyeri panggul dengan pemeriksaan bimanual
6.
Subinvolusi
7.
Lokhia sedikit, tidak berbau atau berbau
tidak sedap, lokhia seropurulenta
8.
Hitung sel darah putih mungkin meningkat
di luar leukositisis puerperium fisiologis
9.
Perdarahan pervaginam
10. Shock sepsis maupun hemoragik
11. Abdomen distensi atau pembengkakan.
12. Abnormal pendarahan vagina
13. Discomfort dengan buang air besar (sembelit mungkin terjadi)
14. Terjadi ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit (malaise)
D.
Macam-Macam Endometritis
Ada dua macam endometritis antara lain :
-
Endometritis Akut
Pada
Endometritis akut endometrium mengalami edema dan hiperemi. Endometritis ini
biasanya terjadi sesudah melahirkan atau abortus ( terutama abortus kriminalis
), yang dapat meluas sampai ke miometrium, dan berakhir sampai sepsis
puerperalis. Abortus yang dilakukan tanpa alasan yang layak dengan cara
memasukkan berbagai macam alat yang jauh dari standar steril, maka akan membawa
kuman masuk ke dalam cavum uteri.
Endometritis
akut ditandai oleh kehadiran microabscesses atau neutrofil dalam endometrium kelenjar. Endometritis akut dicirikan dengan adanya infeksi. Agen penyebab yang
paling utama adalah staphylococcus aureus dan strepthococcuss. Gejala klinis
umumnya adalah demam tinggi dan lochea berbau, lochea lama berdarah kemungkinan
menjadi metrorhagia, jika terjadi radang tidak menjalar ke parametrium atau
perimetrium tidak nyeri.
Penatalaksanaan :
Dalam pengobatan endometritis akut yang paling penting
adalah berusaha mencegah agar infeksi tidak menjalar. Adapun pengobatannya
adalah :
a.
Uterotonik
b.
Istirahat, dengan posisi fowler
c.
Antibiotika
-
Endometritis Kronik
Radang
ini jarang dijumpai , namun biasanya terjadi pada wanita yang masih menstruasi.
Dimana radang dapat terjadi pada lapisan basalis yang tidak terbuang pada waktu
menstruasi. Endometritis kronik primaria dapat terjadi sesudah menopauase,
dimana radang tetap tinggal dan meluas sampai ke bagian endometrium lain.
Endometritis kronik ditandai oleh adanya sel-sel plasma pada stroma. Penyebab
yang paling umum adalah Penyakit Radang Panggul (PID), TBC, dan klamidia. Pasien
yang menderita endometritis kronis sebelumnya mereka telah memiliki riwayat
kanker leher rahim atau kanker endrometrium. Gejala endometritis kronis
berupa noda darah yang kotor dan keluhan sakit perut bagian bawah, leukorea
serta kelainan haid seperti menorhagia dan metrorhagia.
E. Faktor-Faktor Predisposisi
Meliputi
seksio sesarea, ketuban pecah, partus lama dan kelahiran, anemia, perdarahan,
jaringan plasenta yang tertahan, operasi berkepanjangan, pemakaian AKDR dan
penyakit sistemik yang menurunkan resistensi terhadap infeksi. Wanita dengan
status nutrisi yang buruk, misalnya lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
F.
Penatalaksanaan Endometritis
-
Antibiotika dan drainase yang memadai
Merupakan
pojok sasaran terapi. Evaluasi klinis dan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram,
seperti juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya,
memberikan petunjuk untuk terapi antibiotic.
-
Carian intravena dan elektrolit
Merupakan
terapi pengganti untuk dehidrasi dan terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien
yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien
diberikan diet peroral untuk memberikan nutrisi yang memadai.
-
Penggantian darah
Dapat diindikasikan untuk anemia berat
post abortus atau postpartum.
-
Tirah baring dan analgesia
Merupakan terapi pendukung yang banyak
manfaatnya.
-
Tindakan bedah
Endometritis
postpartum sering disertai dengan jaringan plasenta yang tertahan atau
obstruksi servik. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan plasenta
yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan dan hati-hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar