Senin, 07 Mei 2012

bidan dan suami siaga


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul BIDAN SIAGA DAN SUAMI SIAGA“.
Makalah ini penulis susun dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberi oleh dosen pembimbing mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN V, dan merupakan salah satu tugas kelompok yang harus dipenuhi oleh mahasiswa akademi kebidanan khususnya kelas II.A STIKes Mercubaktijaya Padang.
     
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN V yakni bu Zulfita S.Si.T dan Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah  ini  bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
                                                                                      


Padang, April 2012


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1  LATAR BELAKANG............................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1 BIDAN SIAGA......................................................................................
2.2 SUAMI SIAGA......................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
3.1 PENUTUP...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Bidan adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan mendapat izin untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat luas. Bidan adalah profesi yang diakui oleh nasionl maupun internasional. Bidan memiliki hak dan kewajiban dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan izin yang telah diberikan dan tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.1464/MENKES/PER/X/2011 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. Selain memberikan pelayanan kebidanan, bidan juga memberikan konseling dalam pemberian nasehat atau pun penyuluhan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bidan selalu memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan ruang lingkup bidan, yaitu Ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, remaja & lansia.
Sudah cukup lama bahwa pemerintah lebih mengutamakan bidan sebagai ujung tombak tenaga kesehatan yang dapat membantu masalah kesehatan terutama pada kelompok ibu dan anak disetiap desa atau kelurahan. Pemerintah menilai karena ibu dan anak merupakan aset utama yang perlu diselamatkan demi kehidupan masa depan yang lebih baik tanpa mengesampingkan pihak pria dewasa atau lansia. Realita saat ini tenaga kesehatan selain bidan banyak berkumpul di tingkat kabupaten/kota.
Berdasarkan tugas dan kewenangan yang diberikan pemerintah, bidan merupakan harapan masa depan ibu dan anak bangsa.
Alangkah baiknya jika yang ditampilkan dan di publikasikan oleh pihak pemerintah pusat maupun daerah dalam mendukung visi sehat Indonesia yaitu Masyarakat yang sehat mandiri dan berkeadilan, tidak hanya berupa data indikator seperti angka kesakitan, kematian, tetapi data berupa kesimpulan jumlah dan persentase data cakupan desa siaga aktif yang ada di tingkat kabupataen/kota. Desa Siaga aktif memiliki empat tingkatan dimana tingkatan terendah adalah desa siaga pratama, kemudian desa siaga madya, desa siaga purnama dan terbaik yang menjadi harapan bangsa maupun dunia adalah desa siaga aktif mandiri.
Dengan ditetapkannya tingkatan desa siaga tersebut, maka Desa Siaga dan Kelurahan Siaga yang saat ini sudah dikembangkan harus dievaluasi untuk menetapkan apakah masih dalam kategori Desa dan Kelurahan Siaga atau sudah dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tingkatan/kategori Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Evaluasi ini dilakukan dengan mengacu kepada petunjuk teknis yang disusun bersama oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan.
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan bagian dari pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan untuk Kabupaten dan Kota. Walaupun hanya merupakan salah satu dari indikator dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) tersebut, tetapi di dalamnya tercakup semua kegiatan yang akan menjamin tercapainya indikator-indikator lainnya dalam SPM tersebut. Tercapainya Indonesia Sehat atau target indikator-indikator kesehatan dalam Millenium Development Goals (MDGs) sebagian besar ditentukan oleh tercapainya indikator-indikator tersebut pada tingkat desa dan kelurahan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pencapaian Indonesia Sehat dan target indikator-indikator MDGs pada tahun 2015 sangat ditentukan oleh keberhasilan pengembangan dan pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    BIDAN SIAGA

1.    Latar belakang bidan siaga
Permasalahan kesehatan seperti disparitas kesehatan antar daerah, rendahnya kondisi kesehatan lingkungan, dan permasalahan sinkronisasi pusat daerah pasca desentralisasi telah menjadi perhatian utama departemen kesehatan.
Pembentukan masyarakat diwujudkan dengan mendorong setiap desa untuk mengembangkan “desa siaga” dengan melibatkan organisasi masyarakat, organisasi keamanan, sektor swasta, LSM dan lintas sektoral melalui :
a. Aksi kedaruratan nasional bidan kesehatan
Dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan dini, upaya tanggap darurat, tata laksana penyakit dan gizi, pemberdayaan masyarakat, pengelolaan lingkungan, peningkatan kapasitas tenaga kerja penyediaan dan mobilisasi perbekalan/logistik
b. Meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan yang terjangkau.
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pelaporan hal-hal penting terkait kesehatan, respon dan cepat tanggap terhadap kasus penyakit dan kewaspadaan kedaruratan.

2.    Perkembangan
Persiapan bidan desa dilakukan dalam rangka mengisi kekosongan tenaga medis di pedesaan. Poskesdes memiliki tugas untuk merevitalisasi upaya kesehatan bersumber dari masyarakat seperti Posyandu, warung obat desa, ambulance desa dan pelayanan medis dasar dan promosi kesehatan serta penyehatan lingkungan adalah tugas pokok poskesdes.
Dalam hal pengembangan bidan siaga berkaitan erat dengan adanya respon dari desa/komunitas di daerah itu. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memilii sekurang-kurangnya sebuah pos kesehatan desa (Poskesdes) yang juga dilengkapi unit kesehatan berbasis masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Desa siaga nantinya akan memiliki sistem pengamatan penyakit dan faktor-faktor resiko penyakit berbasis masyarakat.
Dimana Poskesdes memiliki kegiatan
a. Pengamatan penyakit (epidemi) terutama untuk penyakit menular potensial menimbulkan ledakan kasus dan faktor resiko, status ortu serta kesehatan ibu
b. Penanggulangan penyakit, gizi dan kesehatan ibu hamil
c. Pelayanan pengobatan sesuai kompetensi (pengobatan dengan jenis penyakit ringan)
d. Promosi kesehatan khususnya masalah gizi keluarga, perilaku hidup bersih dan sehat serta penyehatan lingkungan.
Dimana Poskesdes di daerah tersebut didukung oleh sumber daya kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibangu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Para bidan tersebut dibekali dengan kepemimpinan dan manajerial untuk menjalankan fungsi pemberdayaan melalui kemitraan disamping materi-materi kesadaran gender agar dapat memperhatikan keadaan ibu hamil.

3.    pengertian
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah atau negara untuk membantu masyarakat. Dimana, jika masyarakat membutuhkan bantuan dari bidan, maka bidan siap kapan saja.
Bidan siaga diharapkan memberikan pelayanan yang luar biasa kepada masyarakat.  Khusunya dalam hal pelayanan selama kehamilan, persalinan dan masa nifas serta dalam upaya menggerakan masyarakat untuk membentuk sistem transportasi, donor darah dan tabungan bersalin untuk mengatasi kegawatdaruratan saat persalinan.
Peran bidan dalam menggerakan masyarakat adalah sebagai promotor dari pembinaan peran serta masyarakat. Bidan sebagai pelopor harus mampu menggerakan masyarakat sekaligus ikut berkecimpung dalam kegiatan yang ada dimasyarakat. Sebagai contoh, bidan ikut sebagai pendonor dalam program donor darah berjalan, menyediakan layanan untuk tabungan ibu bersalin, serta berperan aktif dalam program pemerintah.
Bidan siaga harus kompeten dan terlatih serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan standar. Kompetensi-kompetensi bidan  dapat dicapai, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, serta secara terus menerus mengakses pengetahuan agar selalu up to date. Misalnya mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal (APN), melalui obat-obatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam kepmenkes RI No. 900/menkes/SK/VII/2002. Peran harus mengetahui peran, tugas tanggung jawab dan kewenangan dalam praktik kebidanan, sehingga dapat melakukan pelayanan secara optimal serta mengetahui batas-batas kewenangan.
Bidan siaga juga wajib memiliki pengetahuan dasar seperti :
a.       Konsep dan sasaran kebidanan komunitas
b.      Masalah kebidanan komunitas
c.       Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan masyarakat
d.      Strategi pelayanan kebidanan komunitas
e.       Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas
f.       Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam masyarakat.

4.    PROMOSI BIDAN SIAGA
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL).
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut semakin meningkat.
B.     SUAMI SIAGA
A.    Defenisi
Suami siaga :
-          Siap, suami hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda dan bahaya kehamilan.
-          Antar, suami hendaknya merencanakan angkutan dan menyediakan donor darah jika diperlukan.
-          Jaga, suami hendaknya mendampingi istri selama proses dan selesai persalinan.

Jadi suami siaga adalah suami yang siap menjaga istrinya sedang hamil, menyediakan tabungan bersalin, serta memberikan kewenangan untuk menggunakannya apabila terjadi masalah kehamilan. Suami siaga juga memiliki pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas dan mengutamakn keselamatan Istri.
Untuk menjadi suami yang benar-benar siaga, harus dibekali dengan pengetahuan tentang beberapa hal berikut :
1.      Upaya menyelamatkan ibu hamil
2.      Tiga terlambat, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan.
3.      Empat terlalu, yaitu terlalu muda saat hamil, terlalu tua saat hamil, terlalu banyak anak dan terlalu dekat usia kehamilan.
4.      Perawatan kehamilan, tabungan persalinan, donor darah, tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, serta pentingnya pencegahan dan mengatasi masalah kehamilan secara tepat
5.      Transportasi siaga dan pentingnya rujukan. Dengan demikian perhatian suami dan keluarga bertambah dalam memahami dan mengambil peran yang lebih aktif serta memberikan kasih sayang pada istri terutama pada saat sebelum kehamilan, selama kehamilan, persalinan dan sesudah persalinan

B.     Peran dan keterlibatan suami dalam kehamilan
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, bahkan juga produksi ASI.
Partisipasi suami yang dapat dilakukan :
1.      Membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil
2.      Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri
3.      Mengajak dan mengantar istri untuk memeriksa kehamilan kefasilitas kesehatan yang terdekat minimal 4 kali selama kehamilan
4.      Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia dan memperoleh istirahat yang cukup
5.      Mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan
6.      Menyiapkan biaya melahirkan dan biaya transportasi
7.      Melakukan rujukan kefasilitas yang lebih lengkap sedini mungkin

TRIMESTER I ( masa penuh gejolak emosi )

      Selama hamil, ada begitu banyak perubahan pada ibu, Yang paling menonjol adalah perubahan emosi. Itu terjadi karena kadar hormon estrogen dan progesteron didalam tubuh berubah.maka dalam keadaan seperti ini suamilah yang paling tepat untuk membantu melalui masa-masa itu.

Beberapa hal yang bisa terjadi pada trimester I :
·         Sering mual-mual dan muntah terutama dipagi hari karena mengalami morning sicness
·         Menjadi cepat lelah dan mudah mengantuk
·         Mungkin tiba-tiba meminta atau menginginkan sesuatu yang “aneh” atau ngidam
·         Semula tampak gembira, namun dalam beberapa detik bisa mendadak nangis tersedu-sedu, merasa tertekan dan sedih tanpa sebab yang jelas

Yang dapat dilakukan suami :
·         Bawakan krekes dan air putih atau jus buah ke tempat tidur. Sehingga, begitu istri bangun dan morning sickness mendera, keluhan yang dirasakn langsung hilang. Berkat perhatian dan kasih sayang
·         Buatlah istri merasa nyaman, sehingga dapat beristirahat dan cukup tidur
·         penuhi keingininan yang diinginkan istri
·         tunjukan rasa bahagia dan antusias terhadap janin dalam kandungan dengan cara mengajak janin bicara
TRIMESTER II ( masa-masa bahagia)
Beberapa hal yang bisa terjadi pada trimester kedua :
·      emosi cendrung lebih stabil dan keluhan morning sickness juga jauh berkurang, janin mulai bergerak dan istri merasa bahagia dengan kehamilannya sehingga lebih bersemangat.
Yang dapat dilakukan suami :
·      tetap menunjukkan kalau suami mengerti dan memahami benar perubahan emosi yang cepat serta perasaan lebih peka yang dialaminya dan dampingi istri saat melakukan pemeriksaan kehamilan
TRIMESTER III ( takut dan cemas menghadapi persalinan )
Beberapa hal yang bisa terjadi pada trimester ketiga :
·           semakin dekat persalinan biasanya dia merasa semakin takut dan cemas
·           merasa penampilannya tidak menarik karena perubahan bentuk fisik
·           sering mengeluh sakit, pegal, ngilu dan berbagai rasa tidak nyaman pada tubuhnya, terutama pada punggung dan panggul.
Yang dapat dilakukan suami :
·           bantu ibu untuk mengatasi rasa cemas dan takut dalam menghadapi proses persalinan
·           puji ibu bahwa ibu tetap cantik dan menarik
·           bantu ibu untuk mengatasi keluhan-keluhannya

C.     Peran suami dalam mencegah atau mengobati komplikasi kehamilan
Suami memainkan banyak peran kunci selama kehamilan dan persalinan serta setelah bayi lahir. Keputusan dan tindakan mereka berpengaruh terhadap kesakitan dan kesehatan, kehidupan dan kematian ibu dan bayinya.
Langkah awal yang dapat dilakukan oleh suami adalah merencanakan keluarganya. Pembatasan kelahiran dan membuat jarak kelahiran paling sedikit 2 tahun, baik untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, mengingat setiap kehamilan membawa resiko kesehatan yang potensial untuk ibu, walaupun ibu terlihat sehat dan beresiko rendah kehamilan yang tidak direncanakan sering kali menjadi berisiko karena akan membawa mereka untuk aborsi.
D.  Hal yang dilakukan suami siaga sebelum dan saat persalinan
Sebelum persalinan:
·         Siapkan kendaraan yang akan digunakan untuk ke Rumah Sakit Bersalin. Pastikan bahan bakar cukup dan mobil  dalam kondisi prima. Simpan nomor telepon taksi untuk berjaga-jaga jika tiba-tiba mobil  ngadat.
·         Minta bantuan tetangga atau kerabat terdekat. Beritahu mereka hari perkiraan lahir (HPL) bayi karena kemungkinan mereka bisa datang dan memberi bantuan lebih cepat.
·         Delegasikan tugas Anda kepada anggota keluarga yang lain jika Anda tidak bisa menemani istri saat bersalin.  Jangan biarkan istri menghadapi persalinannya sendiri.
·         Packing barang-barang Anda sendiri untuk menginap sewaktu menunggui isteri bersalin, kemas di back pack dan simpan back pack di bagasi mobil bersama koper isteri.  Termasuk yang disiapkan adalah  kamera untuk mendokumentasikan proses persalinan.
Saat persalinan:
·         Persiapkan administrasi Rumah Sakit. Lakukan segera begitu Anda tiba di Rumah Sakit untuk memperoleh kamar perawatan rawat gabung atau rooming in.
·         Dampingi istri sejak di ruang observasi hingga masuk kamar bersalin. Tenangkan ia, pijat punggungnya untuk memberi rasa nyaman secara psikologis, dan jaga privasinya dengan membatasi orang keluar masuk kamar.
·         Bantu istri melakukan IMD dan menyusui bayi. Kolostrum ASI pada 3 hari pertama  sangat baik untuk bayi sebab kaya dengan zat antibodi, protein, vitamin A dan mineral.
·         Kabarkan berita gembira kepada teman dan kerabat.
·         Urus akte kelahiran bayi -umumnya Rumah Sakit  menyediakan jasa pembuatan akte kelahiran- dan perbarui  kartu keluarga.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kodifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan wilayah itu.
Bidan siaga adalah  seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah/negara untuk membantu masyarakat. Dimana, jika masyarakat membutuhkan bantuan dari bidan tersebut kapan saja.Bidan siaga tersebut juga mampu memberikan pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat melalui penyuluhan dan konseling.
Suami SIAGA adalah kondisi kesiagaan suami dalam upaya memberikan pertolongan dalam merencanakan dan menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas  terhadap istrinya.

B.     Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan makalah ini tidak luput dari kesalahan untuk itu kami menerima kritik dan sarannya.













DAFTAR PUSTAKA
Yulifah,rita dan tri johan agus yuswanto.2012.Asuhan Kebidanan Komunitas.Jakarta:Salemba Medika.
Yulaikhah, Lily S. Si.T. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC




     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar