KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ BIDAN SIAGA DAN SUAMI
SIAGA“.
Makalah ini penulis susun dalam
rangka menyelesaikan tugas yang diberi oleh dosen pembimbing mata kuliah ASUHAN
KEBIDANAN V, dan merupakan salah satu tugas kelompok yang harus dipenuhi oleh mahasiswa akademi
kebidanan khususnya kelas II.A STIKes Mercubaktijaya Padang.
Dalam pembuatan makalah
ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh
sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah ASUHAN KEBIDANAN V yakni bu Zulfita S.Si.T dan Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu
dan memberikan dorongan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis
mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Padang, April 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR
ISI.............................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 LATAR
BELAKANG............................................................................
BAB
II PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1
BIDAN SIAGA......................................................................................
2.2
SUAMI SIAGA......................................................................................
BAB
III PENUTUP..................................................................................................
3.1
PENUTUP...........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Bidan
adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan
mendapat izin untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat luas. Bidan adalah
profesi yang diakui oleh nasionl maupun internasional. Bidan memiliki hak dan
kewajiban dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan izin yang telah
diberikan dan tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No.1464/MENKES/PER/X/2011 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
Selain memberikan pelayanan kebidanan, bidan juga memberikan konseling dalam
pemberian nasehat atau pun penyuluhan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Bidan selalu memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kebutuhan
dan ruang lingkup bidan, yaitu Ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,
remaja & lansia.
Sudah
cukup lama bahwa pemerintah lebih mengutamakan bidan sebagai ujung tombak
tenaga kesehatan yang dapat membantu masalah kesehatan terutama pada kelompok
ibu dan anak disetiap desa atau kelurahan. Pemerintah menilai karena ibu dan
anak merupakan aset utama yang perlu diselamatkan demi kehidupan masa depan
yang lebih baik tanpa mengesampingkan pihak pria dewasa atau lansia. Realita
saat ini tenaga kesehatan selain bidan banyak berkumpul di tingkat
kabupaten/kota.
Berdasarkan tugas dan kewenangan
yang diberikan pemerintah, bidan merupakan harapan masa depan ibu dan anak
bangsa.
Alangkah
baiknya jika yang ditampilkan dan di publikasikan oleh pihak pemerintah pusat
maupun daerah dalam mendukung visi sehat Indonesia yaitu Masyarakat yang sehat
mandiri dan berkeadilan, tidak hanya berupa data indikator seperti angka
kesakitan, kematian, tetapi data berupa kesimpulan jumlah dan persentase data
cakupan desa siaga aktif yang ada di tingkat kabupataen/kota. Desa Siaga aktif
memiliki empat tingkatan dimana tingkatan terendah adalah desa siaga pratama, kemudian
desa siaga madya, desa siaga purnama dan terbaik yang menjadi harapan bangsa
maupun dunia adalah desa siaga aktif mandiri.
Dengan
ditetapkannya tingkatan desa siaga tersebut, maka Desa Siaga dan Kelurahan
Siaga yang saat ini sudah dikembangkan harus dievaluasi untuk menetapkan apakah
masih dalam kategori Desa dan Kelurahan Siaga atau sudah dapat dimasukkan ke
dalam salah satu dari tingkatan/kategori Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Evaluasi ini dilakukan dengan mengacu kepada petunjuk teknis yang disusun
bersama oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan.
Pengembangan
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan bagian dari pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan untuk Kabupaten dan Kota. Walaupun hanya
merupakan salah satu dari indikator dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
tersebut, tetapi di dalamnya tercakup semua kegiatan yang akan menjamin
tercapainya indikator-indikator lainnya dalam SPM tersebut. Tercapainya
Indonesia Sehat atau target indikator-indikator kesehatan dalam Millenium
Development Goals (MDGs) sebagian besar ditentukan oleh tercapainya
indikator-indikator tersebut pada tingkat desa dan kelurahan. Oleh sebab itu
dapat dikatakan bahwa pencapaian Indonesia Sehat dan target indikator-indikator
MDGs pada tahun 2015 sangat ditentukan oleh keberhasilan pengembangan dan
pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. BIDAN
SIAGA
1. Latar
belakang bidan siaga
Permasalahan kesehatan seperti
disparitas kesehatan antar daerah, rendahnya kondisi kesehatan lingkungan, dan
permasalahan sinkronisasi pusat daerah pasca desentralisasi telah menjadi
perhatian utama departemen kesehatan.
Pembentukan masyarakat diwujudkan dengan mendorong setiap desa untuk mengembangkan “desa siaga” dengan melibatkan organisasi masyarakat, organisasi keamanan, sektor swasta, LSM dan lintas sektoral melalui :
a. Aksi kedaruratan nasional bidan kesehatan
Dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan dini, upaya tanggap darurat, tata laksana penyakit dan gizi, pemberdayaan masyarakat, pengelolaan lingkungan, peningkatan kapasitas tenaga kerja penyediaan dan mobilisasi perbekalan/logistik
b. Meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan yang terjangkau.
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pelaporan hal-hal penting terkait kesehatan, respon dan cepat tanggap terhadap kasus penyakit dan kewaspadaan kedaruratan.
Pembentukan masyarakat diwujudkan dengan mendorong setiap desa untuk mengembangkan “desa siaga” dengan melibatkan organisasi masyarakat, organisasi keamanan, sektor swasta, LSM dan lintas sektoral melalui :
a. Aksi kedaruratan nasional bidan kesehatan
Dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan dini, upaya tanggap darurat, tata laksana penyakit dan gizi, pemberdayaan masyarakat, pengelolaan lingkungan, peningkatan kapasitas tenaga kerja penyediaan dan mobilisasi perbekalan/logistik
b. Meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan yang terjangkau.
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pelaporan hal-hal penting terkait kesehatan, respon dan cepat tanggap terhadap kasus penyakit dan kewaspadaan kedaruratan.
2. Perkembangan
Persiapan bidan desa dilakukan dalam rangka mengisi kekosongan tenaga medis di pedesaan. Poskesdes memiliki tugas untuk merevitalisasi upaya kesehatan bersumber dari masyarakat seperti Posyandu, warung obat desa, ambulance desa dan pelayanan medis dasar dan promosi kesehatan serta penyehatan lingkungan adalah tugas pokok poskesdes.
Dalam hal pengembangan bidan siaga berkaitan erat dengan adanya respon dari desa/komunitas di daerah itu. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memilii sekurang-kurangnya sebuah pos kesehatan desa (Poskesdes) yang juga dilengkapi unit kesehatan berbasis masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Desa siaga nantinya akan memiliki sistem pengamatan penyakit dan faktor-faktor resiko penyakit berbasis masyarakat.
Dimana Poskesdes memiliki kegiatan
a. Pengamatan penyakit (epidemi) terutama untuk penyakit menular potensial menimbulkan ledakan kasus dan faktor resiko, status ortu serta kesehatan ibu
b. Penanggulangan penyakit, gizi dan kesehatan ibu hamil
c. Pelayanan pengobatan sesuai kompetensi (pengobatan dengan jenis penyakit ringan)
d. Promosi kesehatan khususnya masalah gizi keluarga, perilaku hidup bersih dan sehat serta penyehatan lingkungan.
Dimana Poskesdes di daerah tersebut didukung oleh sumber daya kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibangu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Para bidan tersebut dibekali dengan kepemimpinan dan manajerial untuk menjalankan fungsi pemberdayaan melalui kemitraan disamping materi-materi kesadaran gender agar dapat memperhatikan keadaan ibu hamil.
Persiapan bidan desa dilakukan dalam rangka mengisi kekosongan tenaga medis di pedesaan. Poskesdes memiliki tugas untuk merevitalisasi upaya kesehatan bersumber dari masyarakat seperti Posyandu, warung obat desa, ambulance desa dan pelayanan medis dasar dan promosi kesehatan serta penyehatan lingkungan adalah tugas pokok poskesdes.
Dalam hal pengembangan bidan siaga berkaitan erat dengan adanya respon dari desa/komunitas di daerah itu. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memilii sekurang-kurangnya sebuah pos kesehatan desa (Poskesdes) yang juga dilengkapi unit kesehatan berbasis masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Desa siaga nantinya akan memiliki sistem pengamatan penyakit dan faktor-faktor resiko penyakit berbasis masyarakat.
Dimana Poskesdes memiliki kegiatan
a. Pengamatan penyakit (epidemi) terutama untuk penyakit menular potensial menimbulkan ledakan kasus dan faktor resiko, status ortu serta kesehatan ibu
b. Penanggulangan penyakit, gizi dan kesehatan ibu hamil
c. Pelayanan pengobatan sesuai kompetensi (pengobatan dengan jenis penyakit ringan)
d. Promosi kesehatan khususnya masalah gizi keluarga, perilaku hidup bersih dan sehat serta penyehatan lingkungan.
Dimana Poskesdes di daerah tersebut didukung oleh sumber daya kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibangu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Para bidan tersebut dibekali dengan kepemimpinan dan manajerial untuk menjalankan fungsi pemberdayaan melalui kemitraan disamping materi-materi kesadaran gender agar dapat memperhatikan keadaan ibu hamil.
3. pengertian
Bidan siaga adalah seorang bidan yang
telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah atau negara
untuk membantu masyarakat. Dimana, jika masyarakat membutuhkan bantuan dari
bidan, maka bidan siap kapan saja.
Bidan siaga diharapkan memberikan
pelayanan yang luar biasa kepada masyarakat. Khusunya dalam hal pelayanan selama kehamilan,
persalinan dan masa nifas serta dalam upaya menggerakan masyarakat untuk
membentuk sistem transportasi, donor darah dan tabungan bersalin untuk
mengatasi kegawatdaruratan saat persalinan.
Peran bidan dalam menggerakan masyarakat
adalah sebagai promotor dari pembinaan peran serta masyarakat. Bidan sebagai
pelopor harus mampu menggerakan masyarakat sekaligus ikut berkecimpung dalam
kegiatan yang ada dimasyarakat. Sebagai contoh, bidan ikut sebagai pendonor
dalam program donor darah berjalan, menyediakan layanan untuk tabungan ibu
bersalin, serta berperan aktif dalam program pemerintah.
Bidan siaga harus kompeten dan terlatih
serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan standar.
Kompetensi-kompetensi bidan dapat
dicapai, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, serta secara terus
menerus mengakses pengetahuan agar selalu up
to date. Misalnya mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal (APN),
melalui obat-obatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam kepmenkes
RI No. 900/menkes/SK/VII/2002. Peran harus mengetahui peran, tugas tanggung
jawab dan kewenangan dalam praktik kebidanan, sehingga dapat melakukan
pelayanan secara optimal serta mengetahui batas-batas kewenangan.
Bidan siaga juga wajib memiliki
pengetahuan dasar seperti :
a. Konsep
dan sasaran kebidanan komunitas
b. Masalah
kebidanan komunitas
c. Pendekatan
asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan masyarakat
d. Strategi
pelayanan kebidanan komunitas
e. Ruang
lingkup pelayanan kebidanan komunitas
f. Upaya
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam masyarakat.
4. PROMOSI
BIDAN SIAGA
Promosi
Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga,
yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk
bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa
yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan.
Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL).
Apabila
cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan
memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan ( bidan
). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut
semakin meningkat.
B. SUAMI
SIAGA
A. Defenisi
Suami siaga :
-
Siap,
suami hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda
dan bahaya kehamilan.
-
Antar, suami
hendaknya merencanakan angkutan dan menyediakan donor darah jika diperlukan.
-
Jaga, suami
hendaknya mendampingi istri selama proses dan selesai persalinan.
Jadi
suami siaga adalah suami yang siap menjaga istrinya sedang hamil, menyediakan
tabungan bersalin, serta memberikan kewenangan untuk menggunakannya apabila
terjadi masalah kehamilan. Suami siaga juga memiliki pengetahuan tentang tanda
bahaya kehamilan, persalinan, nifas dan mengutamakn keselamatan Istri.
Untuk
menjadi suami yang benar-benar siaga, harus dibekali dengan pengetahuan tentang
beberapa hal berikut :
1. Upaya
menyelamatkan ibu hamil
2. Tiga
terlambat, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan
di fasilitas kesehatan.
3. Empat
terlalu, yaitu terlalu muda saat hamil, terlalu tua saat hamil, terlalu banyak
anak dan terlalu dekat usia kehamilan.
4. Perawatan
kehamilan, tabungan persalinan, donor darah, tanda bahaya kehamilan, persalinan
dan nifas, serta pentingnya pencegahan dan mengatasi masalah kehamilan secara
tepat
5. Transportasi
siaga dan pentingnya rujukan. Dengan demikian perhatian suami dan keluarga
bertambah dalam memahami dan mengambil peran yang lebih aktif serta memberikan
kasih sayang pada istri terutama pada saat sebelum kehamilan, selama kehamilan,
persalinan dan sesudah persalinan
B. Peran
dan keterlibatan suami dalam kehamilan
Dukungan dan peran
serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam
menghadapi proses persalinan, bahkan juga produksi ASI.
Partisipasi suami yang
dapat dilakukan :
1. Membantu
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil
2. Memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada istri
3. Mengajak
dan mengantar istri untuk memeriksa kehamilan kefasilitas kesehatan yang
terdekat minimal 4 kali selama kehamilan
4. Memenuhi
kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia dan memperoleh istirahat
yang cukup
5. Mempelajari
gejala komplikasi pada kehamilan
6. Menyiapkan
biaya melahirkan dan biaya transportasi
7. Melakukan
rujukan kefasilitas yang lebih lengkap sedini mungkin
TRIMESTER
I ( masa penuh gejolak emosi )
Selama hamil, ada begitu banyak perubahan pada ibu, Yang paling
menonjol adalah perubahan emosi. Itu terjadi karena kadar hormon estrogen dan
progesteron didalam tubuh berubah.maka dalam keadaan seperti ini suamilah yang
paling tepat untuk membantu melalui masa-masa itu.
Beberapa hal yang bisa
terjadi pada trimester I :
·
Sering mual-mual dan
muntah terutama dipagi hari karena mengalami morning sicness
·
Menjadi cepat lelah dan
mudah mengantuk
·
Mungkin tiba-tiba
meminta atau menginginkan sesuatu yang “aneh” atau ngidam
·
Semula tampak gembira,
namun dalam beberapa detik bisa mendadak nangis tersedu-sedu, merasa tertekan
dan sedih tanpa sebab yang jelas
Yang dapat dilakukan
suami :
·
Bawakan krekes dan air
putih atau jus buah ke tempat tidur. Sehingga, begitu istri bangun dan morning
sickness mendera, keluhan yang dirasakn langsung hilang. Berkat perhatian dan
kasih sayang
·
Buatlah istri merasa
nyaman, sehingga dapat beristirahat dan cukup tidur
·
penuhi keingininan yang
diinginkan istri
·
tunjukan rasa bahagia
dan antusias terhadap janin dalam kandungan dengan cara mengajak janin bicara
TRIMESTER II ( masa-masa bahagia)
Beberapa hal yang bisa terjadi pada
trimester kedua :
· emosi
cendrung lebih stabil dan keluhan morning sickness juga jauh berkurang, janin
mulai bergerak dan istri merasa bahagia dengan kehamilannya sehingga lebih
bersemangat.
Yang
dapat dilakukan suami :
· tetap
menunjukkan kalau suami mengerti dan memahami benar perubahan emosi yang cepat
serta perasaan lebih peka yang dialaminya dan dampingi istri saat melakukan
pemeriksaan kehamilan
TRIMESTER III ( takut dan cemas
menghadapi persalinan )
Beberapa
hal yang bisa terjadi pada trimester ketiga :
·
semakin dekat
persalinan biasanya dia merasa semakin takut dan cemas
·
merasa penampilannya
tidak menarik karena perubahan bentuk fisik
·
sering mengeluh sakit,
pegal, ngilu dan berbagai rasa tidak nyaman pada tubuhnya, terutama pada
punggung dan panggul.
Yang dapat dilakukan suami :
·
bantu ibu untuk
mengatasi rasa cemas dan takut dalam menghadapi proses persalinan
·
puji ibu bahwa ibu
tetap cantik dan menarik
·
bantu ibu untuk
mengatasi keluhan-keluhannya
C. Peran
suami dalam mencegah atau mengobati komplikasi kehamilan
Suami
memainkan banyak peran kunci selama kehamilan dan persalinan serta setelah bayi
lahir. Keputusan dan tindakan mereka berpengaruh terhadap kesakitan dan
kesehatan, kehidupan dan kematian ibu dan bayinya.
Langkah
awal yang dapat dilakukan oleh suami adalah merencanakan keluarganya.
Pembatasan kelahiran dan membuat jarak kelahiran paling sedikit 2 tahun, baik
untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, mengingat setiap kehamilan membawa resiko
kesehatan yang potensial untuk ibu, walaupun ibu terlihat sehat dan beresiko
rendah kehamilan yang tidak direncanakan sering kali menjadi berisiko karena
akan membawa mereka untuk aborsi.
D. Hal yang dilakukan suami siaga sebelum dan saat
persalinan
Sebelum
persalinan:
·
Siapkan kendaraan yang
akan digunakan untuk ke Rumah Sakit Bersalin. Pastikan bahan bakar cukup dan
mobil dalam kondisi prima. Simpan nomor telepon taksi untuk berjaga-jaga
jika tiba-tiba mobil ngadat.
·
Minta bantuan tetangga
atau kerabat terdekat. Beritahu mereka hari perkiraan lahir (HPL) bayi karena
kemungkinan mereka bisa datang dan memberi bantuan lebih cepat.
·
Delegasikan tugas Anda
kepada anggota keluarga yang lain jika Anda tidak bisa menemani istri saat
bersalin. Jangan biarkan istri menghadapi persalinannya sendiri.
·
Packing barang-barang
Anda sendiri untuk menginap sewaktu menunggui isteri bersalin, kemas di back
pack dan simpan back pack di bagasi mobil bersama koper isteri. Termasuk
yang disiapkan adalah kamera untuk mendokumentasikan proses persalinan.
Saat
persalinan:
·
Persiapkan administrasi
Rumah Sakit. Lakukan segera begitu Anda tiba di Rumah Sakit untuk memperoleh
kamar perawatan rawat gabung atau rooming in.
·
Dampingi istri sejak di
ruang observasi hingga masuk kamar bersalin. Tenangkan ia, pijat punggungnya
untuk memberi rasa nyaman secara psikologis, dan jaga privasinya dengan
membatasi orang keluar masuk kamar.
·
Bantu istri melakukan
IMD dan menyusui bayi. Kolostrum ASI pada 3 hari pertama sangat baik
untuk bayi sebab kaya dengan zat antibodi, protein, vitamin A dan mineral.
·
Kabarkan berita gembira
kepada teman dan kerabat.
·
Urus akte kelahiran
bayi -umumnya Rumah Sakit menyediakan jasa pembuatan akte kelahiran- dan
perbarui kartu keluarga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bidan
adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui
oleh negara serta memperoleh kodifikasi dan diberi izin untuk menjalankan
praktek kebidanan wilayah itu.
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah/negara untuk membantu masyarakat. Dimana, jika masyarakat membutuhkan bantuan dari bidan tersebut kapan saja.Bidan siaga tersebut juga mampu memberikan pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat melalui penyuluhan dan konseling.
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah/negara untuk membantu masyarakat. Dimana, jika masyarakat membutuhkan bantuan dari bidan tersebut kapan saja.Bidan siaga tersebut juga mampu memberikan pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat melalui penyuluhan dan konseling.
Suami
SIAGA adalah kondisi kesiagaan suami dalam upaya memberikan pertolongan dalam
merencanakan dan menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas terhadap
istrinya.
B.
Saran
Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan makalah ini tidak luput dari
kesalahan untuk itu kami menerima kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Yulifah,rita dan
tri johan agus yuswanto.2012.Asuhan
Kebidanan Komunitas.Jakarta:Salemba Medika.
Yulaikhah, Lily
S. Si.T. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar